



Aira 7 bulan udah semakin gencar nglasut..dia gak merangkak ni.. Sebelum 7 bulan udah kepengen banget naekin aira ke baby walker, biar bisa disambi2..Hehe..tapi ma ayah suka gak dibolehin lama-lama. Padahal dia udah lumayan bisa duduk. Terus coba browsing deh ke google, cari-cari tentang fungsi baby walker buat bayi umur berapa gitu..
Hasil googling ternyata macam-macam, ternyata ada yang pro ada juga yang kontra tentang manfaat penggunaan baby walker bagi bayi.
Yang pro bilang, penggunaan baby walker membantu bayi dalam melancarkan gerakan kaki sehingga bayi akan cepat berjalannya. Dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS Pondok Indah, Jakarta menjelaskan bahwa baby walker akan mendorong bayi belajar berjalan. Kendati penggunaannya masih pro-kontra, baby walker justru mendorong si kecil belajar berjalan karena dengan duduk di baby walker, ia jadi “bisa” berjalan. Baby walker mendorongnya untuk menggerak-gerakkan kakinya agar bisa berjalan. Kita pun jadi tak lelah karena harus mentetah si kecil yang baru belajar berjalan.
Masih menurut Dr. H. Adi Tagor, Sp.A DPH, tak benar bila anggapan bahwa baby walker cuma membuat bayi jadi malas berjalan karena jika si kecil sudah siap dan berani untuk berjalan, ia akan minta keluar dari baby walker-nya. Saat-saat inilah diperlukan pengawasan ekstra karena biasanya bayi sudah tidak betah duduk di baby walker dan ingin keluar, sehingga baby walker dapat terguling hingga si kecil pun terjungkal. Baby walker boleh digunakan Selain itu, orang dewasa juga harus waspada bila bayi berjalan dengan baby walker sambil tangannya menarik taplak meja yang penuh benda atau malah memegang colokan listrik, dan lainnya.
Sedangkan yang kontra, menyebutkan bahwa penggunaan baby walker banyak kerugiannya daripada keuntungannya serta bukan faktor yang mempengaruhi masa berjalan bayi. the American Academy of Pediatrics mengatakan dalam laporan resmi mereka 'Baby Walkers itu BERBAHAYA!' mereka menyarankan agar anda 'buang jauh-jauh saja baby walker anda' berdasar fakta bahwa:
*Baby walkers sudah bikin 14,000 anak-anak masuk rumah sakit tiap tahun
*34 anak-anak sudah menemui ajalnya semenjak tahun 1973 hanya karena baby walkers.
Bahkan AAP lebih jauh lagi mengimbau 'sebuah pelarangan pembikinan dan penjualan baby walkers dengan roda '
Baby walker banyak menimbulkan kecelakaan pada bayi yang menggunakannya karena pengamanan yang kurang sehingga bisa tergelincir bahkan juga terjungkir (sepertinya itu masalah pengawasan orang dewasa yang kurang aja kali ya..). Selain itu, kerugian dari baby walker adalah mengganggu perkembangan tulang belakang. Hal ini dimungkinkan juga pemakaian baby walker pada bayi yang belum bisa duduk tegak.
Dari hasil googling di atas, jadi bingung ni mo pakein Aira baby walker gak.. Baby walkernya sih udah ada, lungsur dari anak mbakku. Juga udah kadung aktif pake juga setelah Aira 7 bulan, keenakan bisa disambi soalnya..hehe.. Dan karena Aira kadang dititip di rumah mertua (yang cuma 150 meter dari rumah J), jadi tu baby walker Semoga kerugian-kerugian pake baby walker tidak terjadi ya..
Sumber :
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/04/29/196/451603/anak-jalan-jinjit-akibat-baby-walker
http://www.kafebalita.com/content/articles/read/2009/01/bahaya-baby-walker-bagi-bayi-anda/889
http://theurbanmama.com/ages/10-12-months/258/baby-walker.html
http://koranmuslim.com/2011/yuk-ajak-si-kecil-belajar-berjalan/
Stress Di Masa Kehamilan
Kesiapan untuk menjadi ibu hamil tidak hanya dituntut kesiapan secara fisik, namun juga mental. Karena sedikit banyak hal tersebut berguna untuk mempersiapkan diri dalam datangnya gejala-gejala perubahan fisik tubuh yang mempengaruhi kondisi kejiwaan sang calon ibu.
Umumnya banyak perubahan yang terjadi secara fisik pada ibu hamil. Seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas. Namun satu hal yang pasti, perubahan secara mental pada ibu hamil sangat sulit ditebak dan tidak selalu sama terjadinya pada satu sama lain ibu hamil ataupun pada setiap kehamilan.
Hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi keadaan emosi calon ibu yang biasanya malah menimbulkan efek depresi. Terjadinya stres bisa ditandai dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stres.
Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, jika ibu sering mengalami stres, maka detak jantung semakin meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Hal ini akan mengakibatkan janin akan lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim.
Selain detak jantung meningkat, hormon pemicu stres pun ikut meningkat. Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu, seperti ibu kurang tidur, nafsu makan terganggu, cemas dan lain-lain.
Ibu hamil yang kurang waktu tidurnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh. Karena waktu untuk beristirahat pun berkurang. Dan apabila stres yang muncul mempengaruhi nafsu makan ibu yang berkurang, akibatnya bisa berbahaya. Pasokan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin tentu berkurang pula. Karena pasokan makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin akan terganggu.
Dalam aspek masa perkembangan kehamilan, stres pada ibu hamil dapat dibagi dalam tiga tahapan:
Tahap pertama adalah pada triwulan pertama. (Masa kehamilan 0-3 bulan)
Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu belum terbiasa dengan keadaannya, di mana adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kejiwaan ibu, acapkali timbul perasaan sering merasa kesal atau sedih yang berlebihan.
Disamping itu, ibu hamil pada masa triwulan pertama banyak juga yang mengalami mual-mual di pagi hari yang mengakibatkan stres dan gelisah.
Tahap kedua saat triwulan kedua. (Masa kehamilan 4-6 bulan)
Dalam kurun waktu ini, biasanya ibu sudah merasa sedikit tenang, karena telah teradaptasi dengan keadaan. Pada tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan aktivitas, termasuk aktivitas hubungan suami istri.
Tahap ketiga yakni trimester ketiga. (Masa kehamilan 7-12 bulan)
Stres pada ibu hamil akan meningkat kembali. Hal ini terjadi karena terpicu oleh kondisi kehamilan yang semakin membesar. Kondisi ini tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah.
Ditambah lagi semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul bisa dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan.
Kiat-kiat mengatasi stress pada masa kehamilan.
1. Carilah penyebab stress
Cobalah untuk mencari tahu apakah penyebab stres Anda. Apakah berkaitan dengan hubungan personal atau berhubungan dengan pekerjaan Anda atau lainnya dan carilah jalan yang efektif untuk dapat mengatasi dan menghadapinya.
2. Diet makan yang sehat & baik
Bila kita sehat dan dalam kondisi prima, kita akan dapat mengatasi stres dengan cara lebih baik. Untuk itu, Anda harus tetap menjaga diet makanan yang sehat, istirahat yang cukup dan lakukanlah olahraga teratur yang akan membantu Anda untuk tetap fit.
3. Berolahragalah
Jelas sekali, untuk aktifitas yang satu ini, walaupun kondisi anda sedang tidak hamil pun olahraga sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin demi kesehatan tubuh dan jiwa. Namun porsi olahraga yang ada pun disesuaikan dengan kondisi kehamilan sang calon ibu.
4. Kurangi kebiasaan buruk
Dalam hal ini, acapkali ketika dalam kondisi depresi jiwa seolah membutuhkan “obat instant” yang mampu menghilangkan rasa stress yang ada. Seringkali timbul beberapa kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras, dan lain sebagainya.
Hendaknya hal ini mulai dihilangkan. Gantikan dengan aktifitas yang lebih berguna, seperti berolahraga, bernyanyi , mengunyah permen karet, makan buah, adakan momen berbagi dengan sahabat atau pasangan, atau aktifitas apapun yang bisa dilakukan guna mengalihkan keinginan yang dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
5. Libatkan diri dalam aktifitas
Bergabunglah dengan perkumpulan sosial dengan ibu-ibu hamil. Ikutilah aktifitas meditasi, yoga dan terapi pijatan yang mampu membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot Anda. Dengan adanya proses tujuan relaksasi tersebut maka akan dapat menurunkan hormon stres dan memperlambat detak jantung lebih berirama.
6. Istirahat yang cukup dan nyaman
Pastikan waktu istirahat cukup. Kondisikan tempat anda beristirahat adalah tempat yang menyamankan anda. Cobalah untuk berbaring pada satu sisi (sisi kiri dianjurkan) sambil dengarkan musik yang lembut, bayangkan diri Anda di tempat yang disukai misalnya di pantai, di taman dan sebagainya.
7. Konsultasikan dengan dokter
Utarakan keluhan kesehatan Anda. Komunikasikan dengan tanpa keraguan dan malu. Dokterlah yang memiliki kompetensi menilai apakah Anda memerlukan pengobatan atau tidak. Lakukan secara berkala tetap. Sehingga hal indikator sesepele apapun dapat terdeteksi sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan secepat dan sebaik mungkin.[]
Sumber : http://www.sarihusada.co.id/masakehamilanmenyusui/baca/1/5